Sosialisasi Hasil Sensus Pertanian 2013

JAKARTA – Hasil Sensus Pertanian yang telah dilaksanakan dengan biaya mahal diharapkan akan membantu para pengambil kebijakan dalam sektor pertanian. Hal itu dikatakan Kepala Pusat Statistik, Suryamin, dihadapan peserta Sosialisasi Hasil Sensus Pertanian 2013, di Hotel Swiss – Bel, Jakarta, Jumat (11/9).

Suryamin mengatakan, hasil sensus pertanian yang dikukan akan sangat berguna untuk perencanaan, implementasi kebijakan, dan evaluasi program pembangunan pertanian, baik di kementerian dan lembaga terkait (Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Kehutanan, dan Bappenas), perguruan tinggi dan lembaga internasional.

"Pelaksanaan Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan amanat UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan “The Word Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006 – 2015," jelasnya.

Dia menjelaskan, pencacahan ST2013 dilakukan untuk seluruh sub sektor di seluruh wilayah Indonesia. Wilayah konsentrasi pertanian dicacah dengan metode door to door dan wilayah nonkonsentrasi dicacah dengan metode snowball.

Turut hadir dan mememberikan paparan pada kesempatan ini Prof. Ir. R. Sjarief Widjaja, Ph.D, FRINA Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr. Adi Lumaksono, M.A Deputi Bidang Statistik Produksi BPS RI, Dr. Ir. Eka Widodo Soegiri, MM Kepala Pusat Humas Kementerian Kehutanan, Ir. M Tassim Billah, MSc Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. (ft/lam/humas)

Seminar Proyek Perubahan : pendidikan berbasis kompetensi

Dalam penyelenggaraan pemerintahan baik di pusat dan didaerah, sangat diperlukan PNS yang mampu memainkan peran sebagai ”Role Model” yaitu individu yang bisa dijadikan contoh dalam prestasi kerja (kinerja)-nya, pola pikir (mind set)-nya, dan budaya kerja (culture set)-nya dalam proses perubahan.

Pemerintah telah menetapkan kebijakan penyelenggaraan Diklatpim Tk.II melalui Peraturan Kepala Lembaga Lembaga Administrasi Negara (Perka-LAN) No.11 Tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan diklatpim tingkat II yang bertujuan mengembangkan kompetensi kepemimpinan taktikal pada pejabat struktural eselon II yang akan berperan dalam melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing.

Salah satu persyaratan dalam diklatpim pola baru yang diterapkan Lembaga Administrasi Negara bagi para peserta didiknya adalah membuat proyek perubahan di instansinya masing-masing. Dalam proses pembuatan proyek perubahan peserta akan di dampingi coach dan mentor yang akan membantu dalam pencapaian proyek perubahan tersebut.

Berhasil tidaknya proyek perubahan peserta diklat akan dipersentasikan kepada narasumber, mentor dan coach, hal ini dialami peserta diklatpim tingkat II kelas B angkatan XXXIX saat persentasi proyek perubahannya kemarin (9/9) di graha wisesa. Peserta yang berjumlah 60 orang yang terbagi menjadi 6 kelompok, masing-masing memersentasikan proyek perubahan dinstansinya. Beberapa catatan narasumber sebagai bahan masukan serta pertimbangan dicatat peserta tidak hanya itu berbagai kritikan tajam pun dilayangkan narasumber kepada peserta untuk memperbaiki proyek perubahannya. 

Mewujudkan Arsitektur Regulasi Yang Lebih Baik

JAKARTA – DPR hasil pemilu 2014 - 2019 harus mampu menghasilkan produk perundang - undangan yang lebih baik dibandingkan DPR sebelumnya. Hal ini mengemuka dalam diskusi "Arsitektur Baru Regulasi (Better Regulation) untuk Kesejahteraan Rakyat, yang diselenggarakan Studio 6 TVRI, di Jakarta, Jumat (5/9).

Ketua Asosiasi Sarjana dan Praktisi Administrasi (ASPA), Fadel Muhammad mengatakan, kinerja DPR di bidang legislasi perlu ditingkatkan supaya target program legislasi nasional tercapai. Selama ini telah terdapat pertentangan antar UU bahkan dengan UUD. Akibatnya banyak UU yang digugat ke Mahkamah Konstitusi.

"Disamping itu masih terdapat peraturan perundang-undangan yang perlu dievaluasi kembali agar tidak terjadi peraturan berlebihan yang merugikan rakyat. Sehingga kita perlu menerapkan sebuah paradigma baru dalam penyusunan regulasi yang disebut better regulation," kata Fadel.

Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MPA mengatakan, better regulation harus dijalankan secara proporsional, akuntabel, konsisten, transparan dan jelas targetnya. Sehingga perlu dibangun paradigma legislasi yang lebih baru agar bermanfaat bagi masyarakat. (ft/humas)

STIA LAN Bandung Wisuda 271 Lulusan

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA LAN) Bandung menyelenggarakan wisuda sarjana dan pascasarjana ke-33 di Gedung Sasana Budaya Ganesha ITB, Bandung, Sabtu (30/9). Wisudawan yang dilantik sebanyak 271 orang terdiri dari Program Pascasarjana (S2) sebanyak 102 orang dan Program Sarjana (S1)  sebanyak 169 orang. Para wisudawan adalah para pegawai negeri sipil (PNS) dari berbagai instansi pemerintah pusat dan daerah, pegawai BUMN/BUMD, anggota TNI dan POLRI, yang berasal dari 22 provinsi di seluruh Indonesia.

Dalam rangkaian acara wisuda tersebut, Ikatan Alumni STIA LAN Bandung juga menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Menyongsong Era ASEAN Community 2015 untuk Memperkuat Posisi Indonesia dalam Kerjasama Regional”

Ketua STIA LAN Bandung, Prof. Dr. Deddy Mulyadi, M.Si., menyatakan seminar tersebut merupakan salah satu kiprah Ikatan Alumni STIA LAN Bandung untuk memberikan sumbang pemikiran dalam mengatasi persoalan yang dihadapi pemerintah.

“Salah satunya kesiapan Negara Indonesia dalam menghadapi ASEAN Community 2015”, kata Deddy. STIA LAN Bandung sendiri sebagai institusi pendidikan di bawah pembinaan Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang telah didirikan sejak tahun 1967 telah memiliki ribuan alumni yang ditempatkan di berbagai instansi/daerah di seluruh Indonesia.

“Saat ini STIA LAN Bandung sedang menyusun pengembangan kelembagaan dan program yang sesuai tuntutan kebijakan Aparatur Sipil Negara dan tuntutan dinamika pengembangan Ilmu Administrasi”, lanjutnya.

STIA LAN Bandung sebagai Perguruan Tinggi yang bertugas  membina Aparatur Negara, menyelenggarakan empat program studi yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), Manajemen Pembangunan Daerah (MPD), Manajemen Kebijakan Publik (MKP) dan Manajemen Ekonomi Publik dengan konsentrasi pada Keuangan Publik (MEP-KP).

Kepala LAN RI, Prof. Dr. Agus Dwiyanto, M.P.A memberikan ucapan selamat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada wisudawan/wisudawati yang telah memilih STIA LAN Bandung sebagai tempat untuk menimba ilmu. “STIA LAN Bandung bukan hanya tempat untuk menempa saudara semua menjadi ilmuwan tetapi juga sebagai aparatur Negara yang inovatif”, ujar Agus.

Agus mengatakan sebagai alumni STIA LAN Bandung, wisudawan/wisudawati dituntut untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh di kampus, sekaligus mengamalkannya untuk perbaikan kinerja di institusi tempat bekerja mereka.

“Sebagai alumni, saudara harus bisa menunjukkan jati diri sebagai aparatur Negara yang inovatif. Hal tersebut penting dalam upaya untuk membangun pemerintahan yang efektif, efektif, efisien, dan peduli pada kepentingan public”, lanjutnya.

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STIA LAN JAKARTA

                                         

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di STIA LAN, sebagai salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi, dilaksanakan dengan mempertimbangkan segenap aspek kehidupan dan kemampuan entitas intelektual STIA LAN dalam menumbuhkan serta menyeimbangkannya menjadi sesuatu yang memiliki nilai kemanfaatan. Untuk tahun akademik 2014, kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang diselenggarakan oleh STIA LAN Jakarta adalah berupa workshop penyusunan standar operasional prosedur (SOP) dan indeks kepuasan masyarakat (IKM) bagi aparat kelurahan di wilayah Kota Jakarta Pusat.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 4 September 2014, diawali dengan Sambutan oleh Dr. Bayu Megantara, Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Pusat, dilanjutkan dengan sambutan sekaligus membuka acara workshop oleh Dr. A. Rina Herawati, Puket II Bidang Administrasi Umum. Dalam sambutannya, Dr Bayu mengatakan akan pentingnya SOP sebagai pendukung berjalannya organisasi. Sedangkan Dr. Rina mengatakan bahwa dengan adanya SOP dapat mengantisipasi berbagai situasi yang mungkin terjadi dalam menjalankan organisasi, dan akan memberi arah bagi staf dalam menjalankan pekerjaannya, job description akan jelas sehingga tidak tumpang tindih. Dengan demikian maka kinerja staf akan terjaga dengan baik.

Workshop diikuti oleh 50 peserta dari aparat Kelurahan di wilayah Kota Jakarta Pusat. (ARH, 2014)

STIA LAN Jakarta Terus Berbenah Diusianya yang ke - 53 Tahun

UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)merupakan tonggak menuju manajemen SDM aparatur yang profesional dan berbasis merit (meritocracy). Terkait dengan hal tersebut, STIA LAN Jakarta sejak tahun 2012 telah mulai mempersiapkan berbagai langkah untuk antisipasi dan pemenuhan amanah UU ASN tersebut, terutama yang terkait dengan pengembangan SDM Aparatur. Selain itu dari segi substansi/materi perkuliahan STIA LAN juga telah melakukan beberapa langkah untuk penyempurnaan dan penyesuaian mengikuti ketentuan-ketentuan dalam UU Aparatur Sipil Negara tersebut.

Hal ini dikatakan Ketua STIA LAN Jakarta Dr. Makhdum Priyatno, MPA saat pengukuhan 344 wisudawan yang terdiri atas 150 orang Program Magister dan 194 Program Sarjana, di Auditorium Gedung Makarti Bhakti Nagari Komplek PPLPN LAN Pejompongan, Jakarta. Sabtu 23 Agustus 2014.

Makhdum Priyatno menjelaskan bahwa beberapa kebijakan dan langkah perbaikan dalam penyelenggaraan pendidikan STIA LAN Jakarta saat ini sedang terus diupayakan baik dari segi Kurikulum; Akreditasi;  pengembangan dosen; manajemen pelayanan; sarana dan prasaran, sistem penjaminan mutu internal maupun program kerjasama.

Dari segi kurikulum, STIA LAN Jakarta saat ini sedang menyusun rancangan perubahan kurikulum beserta strategi pembelajaran dan sistem pendukung yang diperlukan, sesuai dengan Permendikbud No. 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Pendidikan Tinggi dan Permendikbud No. 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sementara itu terkait dengan akreditasi institusi perguruan tinggi, saat ini STIA LAN sedang mengajukan surat permohonan akreditasi ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dan juga sedang menyusun dokumen AIPTnya.

Dari sisi pengembangan dosen, sampai saat ini STIA LAN telah memiliki 51 orang dosen yang terdiri atas 6 Guru Besar; 16 Doktor, dan 35 Magister, dan 90% dosen tetap di STIA LAN Jakarta telah mendapat sertifikat dosen (serdos) sebagai dosen profesional dari Ditjen Dikti dan 2 orang dosen sedang melakukan assesment  dalam rangkaian proses sertifikasi dosen oleh Ditjen Dikti.

Disamping itu dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di Bidang Administrasi dan akademik,  STIA LAN Jakarta secara terus menerus memperbaiki dan mengembangkan sistem informasi akademik (SIMAK) yang dapat mengakomodasi pelayanan akademik secara online (web-based SIMAK), website STIA LAN (stialan.ac.id) juga telah diperbaharui sejalan dengan kebutuhan baik dari perspektif internal maupun eksternal.

Selain itu STIA LAN juga berkomitmen untuk terus meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan baik hardwares maupun softwares, penyediaan referensi untuk pembelajaran juga terus dilakukan termasuk buku di perpustakaan dan ejournal. 

Terkait dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Makhdum menjelaskan bahwa  ketentuan –ketentuan beserta langkah operasional penjaminan mutu di STIA LAN telah dirumuskan , ditetapkan dan dituangkan kedalam berbagai dokumen , yaitu Manual Mutu yang mencakup kebijakan mutu dan sistem penjaminan mutu, Sasran Mutu, Standar Mutu, Manual Prosedur, dan Instruksi Kerja.  

Makhdum Priyatno berharap dengan berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut para lulusan yang dihasilkan STIA LAN Jakarta dapat diberdayakan sebagai pelopor reformasi birokrasi, sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mewujudkan tatakelola pemerintah yang bebas dari praktek KKN.

Sementara itu Kepala LAN  Agus Dwiyanto dalam akhir sambutannya mengharapkan para alumni memiliki kepercayaan diri dan bangga terhadap almamater. “Sebagai seorang alumni STIA LAN harus memiliki kepercayaan diri dan memiliki kebanggaan terhadap almamater, dan selalu menyampaikan apapun yang anda yakini sesuai akal sehat dan adrenalin anda  itu, dan sebagai aparatur sipil negara anda harus juga lebih percaya diri untuk menyampaikan apapun yang anda yakini bermanfaat bagi masyarakat”. Ujarnya. (Aset)

KUNJUNGAN PEMERINTAH TIMOR LESTE KE STIA LAN JAKARTA

Dalam rangka meningkatkan silaturahmi antara STIA LAN Jakarta dengan Pemerintah Timor Leste, rombongan Pemerintah Timor Leste mengadakan kunjungan ke STIA LAN Jakarta. Rombongan terdiri dari Kementerian Finance; Kementerian SDM; dan Direktur Kerjasama;

Adapun tujuan dari kunjungan pemerintah Timor Leste ke STIA LAN adalah dalam rangka monitoring dan evaluasi terhadap mahasiswa dari Timor Leste yang kuliah di STIA LAN Jakarta. Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan dalam hal keuangan, akademik, perilaku mahasiswa, serta hubungan mahasiswa Timor Leste dengan lingkungan.

Hadir dalam pertemuan tersebut Dr. Luki Karunia (Puket III Bidang Kemahasiswaan); Dr. A. Rina Herawati (Puket II Bidang Administrasi Umum); Drs. Seno Hartono (Kabag Akademik); Neneng (Kasubag Akademik); Wajar (Kasubag Kemahasiswaan).  

Acara diakhiri dengan tukar menukar cinderamata (ARH, 2014).

Seminar Nasional Arsitektur Baru Regulasi Untuk Kesejahteraan Rakyat

JAKARTA – Pemerintah dan DPR periode 2014 – 2019 mempunyai tugas dan kewajiban yang besar untuk memutus rantai kerumitan proses legislasi yang ada selama ini, melalui paradigma baru legislasi yaitu better regulation berdasarkan sebuah kajian akademis dan teoritis yang dapat dipertanggungjawabkan.

Menerapkan prinsip-prinsip better regulation, seperti  sederhana dan mudah dilaksanakan, Inklusive dan konsultasi dengan pemangku kepentingan, subsidiarity dilaksanakan oleh tingkat pemerintahan yang paling relevan, proporsionalitas tindakan yang dilakukan pas dengan tujuan yang akan dicapai, Necessity pengaturan benar-benar diperlukan. Hal itu disampaikan Kepala LAN RI, Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MPA pada Pembukaan Seminar Nasional Arsitektur Baru Regulasi (Better Regulation) Untuk Kesejahteraan Rakyat  di Kantor LAN RI, Jl. Veteran No. 10, Jakarta Pusat, Rabu (3/9).

Agus Dwiyanto mengatakan berdasarkan observasi bahwa, Pengaturan berlebihan, terlalu detail dan mengatur hal yang tidak seharusnya diatur, atau sebaliknya mengatur hal yang seharusnya tidak perlu diatur, Ruled-based governance, formalisasi berlebihan,  ruang untuk diskresi dan akal sehat terbatas, hal-hal yang risiko kesalahan tidak terlalu besar bisa diserahkan pada akal sehat dan nurani administrator, cenderung menyeragamkan, sedangkan variabilitas sangat tinggi,  regulasi menjadi tidak relevan dan tidak dapat dilaksanakan. Hal-hal tersebut menjadi dasar untuk bagaimana menghadirkan Arsitektur Baru Regulasi (Better Regulation) untuk Kesejahteraan Rakyat.

Seminar ini dilaksanakan dalam rangka menyambut Pemerintahan Baru Republik Indonesia, atas kerjasama Asosiasi Sarjana dan Praktisi Administrasi (ASPA d/h PERSADI)  dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN).

 

Seminar dalam bentuk panel diskusi ini  menampilkan pembicara Prof Dr. Agus Dwiyanto, M.PA  (Kepala LAN)  (keynote speech), Perspektif Praktis Administrasi Negara dalam Penyusunan Regulasi di Indonesia untuk Kesejahteraan Rakyat : Dr. Ir. Fadel Muhammad (Ketua ASPA), Perspektif Administrasi Negara dalam Penyusunan Regulasi di Indonesia untuk Kesejahteraan Rakyat : Prof. Dr. Sofian Efendi (Guru Besar Universitas Gadjah Mada), Perspektif Politik Ekonomi dalam Penyusunan Regulasi di Indonesia untuk Kesejahteraan Rakyat Dr. Sofyan Djalil (Praktisi bidang Politik Ekonomi). Perspektif Hukum Tata Negara dalam Penyusunan Regulasi di Indonesia untuk Kesejahteraan Rakyat : Dr. Zainal Arifin Mochtar, S.H., LL.M (Pakar Hukum Tata Negara UGM), dengan moderator Amir Efendi Siregar.

Menurut Fadel Muhammad Ketua ASPA , di negara demokrasi  dunia kini dikenal sebuah konsep baru yang disebut sebagai better regulation.  Bila tadinya dalam sebuah sistem yang peranan negara sangat dominan, diperlukan pendekatan regulation yang sangat ketat yang otoriter yang kurang  membuka partisipasi masyarakat. Sebagai antitesanya , lahir pendekatan deregulation yang sangat liberal  yang memberikan kepada pasar dan masyarakat  kebebasan mengatur diri sendiri, dengan harapan terjadinya titik keseimbangan secara otomatis.

Secara keseluruhan Seminar berjalan sangat baik dan mendapat apresiasi dari peserta seminar yang terdiri dari  pegawai K/L dan Pemerintah Daerah.

Diakhir seminar moderator Amir Efendi Siregar menyampaikan kesimpulan, seminar ditutup oleh ketua ASPA Fadel Muhammad.  (ft/Humas)

Kunjungan CLAIR Singapore ke LAN

JAKARTA - Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI mengapresiasi kunjungan The Japan Council of Local Authorities for International Relations, Singapore (CLAIR, Singapore) yang berkunjung ke LAN dalam rangka kerjasama Seminar. Hal itu disampaikan Kepala LAN RI, Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MPA dalam Pertemuan dengan CLAIR, Singapore, di Kantor LAN RI, Jl. Veteran No. 10, Jakarta Pusat, Selasa (2/9).

Kunjungan ini sekaligus memperkenalkan Direktur yang baru The Japan Council of Local Authorities for International Relations, Singapore (CLAIR, Singapore) Mr. Adachi Masahide.

Adachi Masahide mengatakan,  kunjungan mereka kali ini untuk menyampaikan proposal seminar  Japan – Indonesia Local Administration. Sejauh ini CLAIR telah melakukan seminar di Negara-negara ASEAN secara tahunan.  

Adachi Masahide mengatakan, rencananya  Peserta seminar ini adalah pejabat tingkat manajemen dan pegawai negeri sipil yang terkait dengan pemerintah daerah masing-masing negara. Seminar ini diharapkan akan memberikan wawasan kepada para pembuat kebijakan ditingkat pusat dan pejabat pemerintah daerah  di Indonesia dengan pengetahuan yang berharga tentang pembangunan daerah, tambah Adachi

Deputi Inovasi, Tri Widodo mengatakan,  untuk selanjutnya kerjasama ini akan  diatur materi dan penjadwalannya dengan  komunikasi lebih lanjut.  (Ft/humas)
 

Mengembalikan Reformasi Birokrasi ke Jalur Yang Benar

Pemerintahan baru di era Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-JK harus melanjutkan efektivitas pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) yang saat ini tengah berjalan. Pasalnya, masih banyak kelemahan mendasar yang subtantif di lapangan mengenai kebijakan RB.

“Ada beberapa kelemahan mendasar dalam pelaksanaan kebijakan reformasi birokrasi yang saat ini tengah dijalankan. Sehingga perlu ada pembenahan di beberapa aspek” jelas Kepala LAN RI, Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MPA pada orasi ilmiah malam penganugerahan Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) AWARD 2014, di Ballroom Hotel Shangrila, Kamis (28/8) lalu.

Beberapa kelemahan yang dimaksud, lanjut Agus, antara lain, pertama, kebijakan melakukan perbaikan pada delapan area perubahan yang saat ini telah kehilangan konteks karena masalah dan tantangan yang berbeda di setiap instansi. Kedua, kebijakan reformasi birokrasi yang menuntut pembuatan dokumen begitu banyak sehingga membuat focus intansi lebih kepada penyiapan dokumen daripada mengurus perubahan. Ketiga, pemahaman para pegawai ASN bahwa program RB lebih sebagai perbaikan tambahan penghasilan (renumerasi) daripada perubahan sikap dan perilaku mereka.

Agar program reformasi birokrasi kembali ke fitrahnya, Agus Dwiyanto yang juga Guru Besar Kebijakan Publik UGM itu memberikan beberapa alternatif solusi, antara lain : pertama, reformasi birokrasi harus kontekstual dan melibatkan para pemangku kepentingan; Kedua, pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla perlu mengaitkan pelaksanaan RB dengan pencegahan korupsi; Ketiga, pemerintah mendatang sebaiknya mentransformasikan pemberian renumerasi menjadi perbaikan sistem penggajian yang berkeadilan. Dan yang terakhir, pemerintahan era Jokowi–Jusuf Kalla perlu merubah karakter pegawai ASN agar lebih sesuai karakternya sebagai pelayan publik dan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk membawa Indonesia memasuki era globalisasi.

“Menurut hemat saya, pemerintahan Jokowi – Jusuf Kalla harus menjadikan RB sebagai gerakan sosial,” pungkasnya.

MIPI Award 2014 adalah penghargaan yang diberikan oleh Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) yang diketuai oleh Fauzi Bowo. Pada MIPI Award kali ini beberapa tokoh pemerintahan yang mendapat penghargaan antara lain Gubernur Kepulauan Riau H. Muhammad Sani, Bupati Wonosobo, Kholiq Arif,  Bupati Bantaeng, Prof. Dr.Ir.H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr dan Walikota Pekalongan, dr.H.M. Basyir Ahmad.

Pengajuan Diklat Jabatan Fungsional Analis Kebijakan

Jakarta- Penyelenggaraan pemerintahan negara sangat memerlukan tenaga profesional Analis Kebijakan untuk badan legislatif, badan eksekutif, dan badan yudikatif. Untuk menjaga profesionalitas, netralitas, dan apolitisasi analisis kebijakan publik, maka perlu diadakan sertifikasi Jabatan Analis Kebijakan.

Perihal yang berkaitan dengan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK), diatur dalam Permenpan dan RB no.45 / tahun 2013, yaitu: 1) Berkedudukan sebagai fungsional keahlian dan merupakan jabatan karir; 2) Melaksanakan kajian dan analisis kebijakan; 3) Mempunyai prinsip: integritas, profesionalisme, akuntabilitas, efektif dan efisien.

Dalam FGD Bimbingan Teknis JFAK yang diadakan di LAN-RI, Kamis 28 Agustus 2014 kemarin, Erna Irawati selaku pembicara menyampaikan tatacara serta syarat-syarat mengenai bagaimana seorang pegawai untuk dapat mengikuti diklat Jabatan Fungsional Analis Kebijakan di LAN-RI. Syarat-syarat tersebut diantaranya: Minimal golongan IV/a, Maksimal umur 50 tahun, untuk Inpassing pendidikan minimal S2 serta mempunyai indeks prestasi 2,75 atau 6 dari skala 10.

Selebihnya Erna Irawati yang menjabat sebagai Kabag. Administrasi di Pusat Pembinaan Analisis Kebijakan LAN-RI menyampaikan masalah teknis tentang bagaimana mendaftarkan diklat JFAK di web lan.go.id ataupun secara manual.

FGD tersebut dihadiri perwakilan dari LIPI, BKN, LEMHANAS, Kemenhub, Kemendagri, Setjen dari DPR dan MPR RI, serta 18 K/L Pemerintah lainnya. (fel)

Seminar Nasional: "Arsitektur Baru Regulasi (Better Regulation) untuk Kesejahteraan Rakyat"

Peserta

Peserta Seminar direncanakan sebanyak 150 orang terdiri dari:

1.    Anggora DPR terpilih periode 2014 – 2019
2.    Biro Hukum Kementerian dan Lembaga Negara
3.    Sekretaris Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota
4.    Kalangan perguruan tinggi
5.    Pengurus Partai Politik,
6.    Kalangan Tekait.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal: Rabu/ 3 September 2014
Waktu: 08.00 - 12.45 WIB
Tempat:

Auditorium Makarti Bhakti Nagari. Gedung B Lt. 8
Lembaga Administrasi Negara RI
Jln. Veteran No.10 Jakarta Pusat 10110

 

Latar Belakang
Dalam suatu negara ada tiga daya/kekuatan yang menentukan perjalanan negara dalam memenuhi kewajibannya melayani warganegara. Tiga daya tersebut adalah kebijakan regulasi peraturan per-undang-undangan, kebi-jakan fiskal dan kebijakan moneter.  Tiga kekuatan ini berperan penting dalam  menentukan kualitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat dalam suatu negara.
Negara harus memiliki  “politik  regulasi” untuk menjamin bahwa kekuasaan itu digunakan secara efektif sehingga regulasi dan kerangka kerja regulasi itu benar-benar berada dalam koridor kepentingan publik. Faktanya, pembentukan regulasi (arsitektur regu-lasi) yang terjadi di DPR selama ini masih jauh dari harapan, baik terkait jumlah maupun kualitas-nya. Sebut saja, DPR Periode 2004-2009 hanya berhasil  menyelesaikan sekitar 56 persen UU selama lima tahun. Sejumlah 15 UU yang sudah disahkan pari-purna DPR kemudian diajukan judicial review ke MK.
Akibat kinerja periode sebelumnya, DPR Periode 2009 – 2014 memikul beban di punggungnya. Produk legislasi DPR periode 2009-2014, setidaknya hingga akhir 2013, memiliki kecenderungan yang lebih baik dibandingkan DPR periode sebelumnya. Namun bukan berarti kinerja Prolegnas itu sudah baik. Untuk DPR masa bakti 2014 – 2019 perlu memutus rantai involusi proses legislasi yang ada selama ini melalui paradigma baru legislasi yaitu “better regulation” berdasarkan sebuah kajian akademis , teoritis yang bisa dipertang-gunjawabkan untuk kesejahteraan rakyat yang semakin tinggi.


Tujuan:

  1. Untuk menjaring pemikiran dan pengalaman yang berkaitan dengan upaya mewujudkan “better regulation” untuk mewujudkan amanat konstitusi,
  2. Untuk merumuskan paradigma baru legislasi nasional secara ideologis dan akademis untuk bahan masukan kepada DPR RI Periode 2014 – 2019

Topik dan Nara Sumber:

  1. Perspektif Praktis Administrasi Negara dalam Penyusunan Regulasi di Indonesia untuk Kesejahteraan Rakyat : Dr. Ir. Fadel Muhammad (Ketua ASPA)
  2. Perspektif Administrasi Negara dalam Penyusunan Regulasi di Indonesia untuk Kesejahteraan Rakyat: Prof. Dr. Sofian Efendi (Guru Besar FISIPOL UGM).
  3. Perspektif Ekonomi Politik  dalam Penyusunan Regulasi di Indonesia untuk Kesejahteraan Rakyat: Dr. Sofyan Djalil (Mantan Menteri BUMN dan Menkominfo).
  4. Perspektif Hukum Tata Negara dalam Penyusunan Regulasi di Indonesia untuk Kesejahteraan Rakyat : Prof. Dr. Saldi Isra (Guru Besar FH Universitas Andalas).

 

Sekretariat Panitia :
Pusat Kajian Sistem Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara (LAN)
Jl. Veteran No. 10 Jakarta Pusat 10110
Telp.(021) 3868201-05 ext.119
Fax.(021) 3865102
Email: pksanhan@lan.go.id
Web : www.lan.go.id

Contact Person :
Toni Murdianto Hidayat (081322313284)
Reagant Dwiputra (085780358855)

Susunan Acara:

 

Waktu Acara Person In Charge PIC
08.00-09.00 WIB Regestrasi Peserta Tim Penerima Tamu
09.00-09.15 WIB Pembukaan Seminar MC
  Lagu kebangsaan Indonesia Raya Dirigen
  Pembacaan Do’a Pembaca Doa
09.15-09.25 WIB Laporan Ketua ASPA Indonesia Dr. Ir. Fadel Muhammad
09.25-09.40 WIB Keynote Speech dan Pembuka Seminar Kepala LAN RI Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MPA
09.40-09.55 WIB Cofee Break Panitia
09.55-11.55 WIB "Arsitektur Baru Regulasi (Better Regulation) untuk Kesejahteraan Rakyat"  
  1. Dr. Ir. Fadel Muhammad (Ketua ASPA)  
  2. Prof. Dr. Saldi Isra (Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Andalas)

Moderator :

Dewan Pers Nasional Amir Effendy Siregar

  3. Prof. Dr. Sofian Efendi (Guru Besar Universitas Gadjah Mada)  
  4. Dr. Sofyan Djalil (Mantan Menteri Negara BUMN dan Menteri Komunikasi & Informatika)  
11.55-12.25 WIB Diskusi dan Tanya Jawab  
12.25-12.45 WIB Kesimpulan Moderator
  Penutupan Pihak LAN/ASPA
  Pemberian Cinderamata Pihak LAN/ASPA
12.45-13.45 WIB Lunch Panitia

Putusan MK Melegitimasi Keputusan KPU Mengenai Hasil Pilpres 2014

Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) yang dipimpin Hamdan Zoelva/Kompasiana (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

 

(Foto TRIBUNNEWS)

Putusan MK Melegitimasi Keputusan KPU Mengenai Hasil Pilpres 2014

 

Jakarta –Sidang Mahkamah Konstitusi menolak seluruh permohonan yang diajukan pasangan  Prabowo Subianto – Hatta Rajasa. Hal itu  disampaikan dalam putusan MK yang dipimpin Ketua MK Hamdan Zoelva, di Gedung MK  pada Kamis (21/8).

Diiringi dengan demontrasi massa Prabowo-Hatta yang terkonsentrasi di seputar Bundaran Bank Indonesia, Mahkamah Konstitusi sejak pukul 14.30 WIB telah membacakan Putusannya.

Dalil-dalil yang diajukan tim Prabowo – Hatta,  mengenai kesalahan rekapitulasi suara oleh KPU  dan pelanggaran yang dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masiftidak terbukti, majelis hakim MK tidak menemukan bukti-bukti adanya pelanggaran terstruktur, sistematis dan masif (TSM) dalam pilpres 2014 seperti yang didalilkan pemohon, karenanya tuntutan diadakannya pemungutan suara ulang diseluruh provinsi tidak bisa dikabulkan.

Demikian juga dengan dalil mobilisasi pemilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan menggunakan daftar pemilih khusus (DPK), dan daftar pemilih khusus (DPK), dan daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb). Menurut hakim, DPTb, DPK, dan DPKTb justru adalah implementasi pemenuhan hak warga negara untuk memilih.

Ketua KPU Husni Kamil Malik menilai, putusan MK yang menolak semua gugatan pasangan  Prabowo – Hatta merupakan putusan yang melegitimasi keputusan KPU mengenai hasil Pilpres 2014 pada 22 Juli 2014. Pada 22 Juli lalu KPU telah menetapkan pasangan nomor urut 2 Joko Widodo – Jusuf Kalla (Jokowi – JK) sebagai pemenang Pilpres 2014.

Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah sah secara konstitusional untuk dilantik sebagai presiden – wakil presiden periode 2014 – 2019 sesuai keputusan Komisi Pemilihan Umum 22 Juli 2014. (ft/humas)

 

 

Pembaharuan Diklat Kepemimpinan

Jajaran pimpinan Lembaga Administrasi Negara bermaksud memperbaharui sistem penyelenggraan Diklat Kepemimpinan. Pembaharuan ini dilaksanakan setelah mendapatkan masukan dari berbagai stakeholder, termasuk melakukan analisis dan evaluasi secara langsung terhadap penyelengraan Diklat Kepemimpinan selama ini. Selama ini dievaluasi bahwa Diklat Kepemimpinan lebih menekankan pada pembekalan pengetahuan semata. Dengan kata lain, Diklat Kepemimpinan selama hanya fokus pada peningkatan intelektualisme para peserta Diklat. 
Berdasarkan pengalaman best practice di beberapa negara, Diklat Kepemimpinan mereka ternyata mengarahkan peserta Diklat untuk menunjukkan kinerja nyata mereka. Dengan demikian, penyelenggaraan Diklat tidak berhenti setelah peserta berhasil dibekali dengan peengetahuan dan keterampilan memimpin, melainkan harus tetap berlanjut, mengawal peserta menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya. 

Kesepakatan mengubah pola penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan di atas, dilakukan dalam Rapat Pimpinan di lingkungan Lembaga Administrasi Negara, tentu saja, setelah mempertimbangkan berbagai masukan dari peserta rapat, termasuk masukan stakeholder yang telah ada selama ini. 

Dengan mengacu pada prinsip pembaharuan di atas, maka ke depan penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan terdiri atas 6 Tahap, yaitu: 
1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan Organisasi
Tahap ini merupakan tahap penentuan area organisasi yang akan mengalami perubahan. Pada Tahap ini, peserta dibekali dengan kemampuan mendiagnosa organisasi sehingga mampu mengidentifikasi area dari strategi organisasi yang perlu direformasi. 

2. Tahap Taking Ownership (Breakthrough 1)
Tahap pembelajaran ini mengarahkan peserta untuk membangun organizational learning atau kesadaran bersama akan pentingnya mereformasi area organisasi yang bermasalah. Peserta diarahkan untuk mengkomunikasikan permasalahan organisasi tersebut kepada stakeholdernya dan mendapat persetujuan untuk mereformasinya, terutama dari atasan langsungnya. Pada tahap ini, peserta juga diminta mengumpulkan data selengkap mungkin untuk memasuki tahap pembelajaran selanjutnya. 

3. Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim
Tahap pembelajaran ini membekali peserta dengan pengetahuan membuat rancangan perubahan yang komprehensif menuju kondisi ideal dari strategi organisasi yang dicita-citakan. Di samping itu, peserta juga dibekali dengan kemampuan mengidentifikasi stakeholder yang terkait dengan rancangan perubahannya, termasuk dibekali dengan berbagai teknik membangun Tim yang efektif untuk mewujudkan perubahan tersebut. 

4. Tahap Seminar Rencana Aksi Perubahan Organisasi
Tahap pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengkomunikasikan rencana aksi yang telah dirancangnya, sebagai langkah awal dalam membangun kesadaran bersama untuk mewujudkan kondisi ideal organisasi. Dalam presentasi ini, kehadiran atasan langsung peserta Diklat dan stakeholder straejik lainnya sangat dibutuhkan untuk memberi masukan dan dukungan terhadap implementasi rencana aksi ini. 

5. Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Breakthrough II)
Tahap pembelajaran ini mengarahkan peserta untuk menerapkan dan menguji kapasitas kepemimpinannya. Dalam tahap ini, peserta kembali ke tempat kerjanya dan memimpin implementasi Rencana Aksi Perubahan Organisasi yang telah dibuatnya. 

6. Tahap Evaluasi
Tahap pembelajaraan ini merupakan tahap berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam memimpin implementasi Rencana Aksi Perubahan Organisasi. Kegiatan berbagi pengetahuan dilaksanakan dalam bentuk seminar implementasi Rencana Aksi Perubahan Organisasi. Hanya peserta yang berhasil mengimplementasikan Rencana Aksi Perubahan Organisasi yang dinyatakan telah memiliki kompetensi kepemimpinan . Sedangkan yang tidak berhasil, diberi sertifikat mengikuti Diklat Kepemimpinan . 

Kepala LAN Pimpin Upacara HUT Ke-69 Kemerdekaan RI Di Lembaga Administrasi Negara

JAKARTA - Kepala Lembaga Administrasi Negara Prof. Agus Dwiyanto, MPA  menjadi Inspektur Upacara peringatan HUT ke – 69 Kemerdekaan RI di Lembaga Administrasi Negara, upacara dilaksanakan  di halaman LAN – Veteran,  Minggu pagi  (17/8/2014).

Upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke – 69  dimulai pada pukul 07.30 WIB ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih, pembacaan Pancasila, Pembukaan UUD 1945 dan rangkaian acara lainnya.

Sebagai komandan upacara dalam upacara pengibaran bendera di LAN pada 17 Agustus 2014 Sudardi, Kepala Biro Umum LAN.

Upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke – 69  di halaman Kantor LAN Veteran Jakarta dihadiri oleh Pegawai Lembaga Administrasi Negara Jakarta, Ketua dan Anggota Dharma Wanita Persatuan LAN.

Pada Upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke – 69  juga diserahkan piagam Penghargaan Satya Lencana Karya Satya kepada Pegawai LAN yang  telah berbakti selama 10 atau 20 atau 30 tahun lebih secara terus menerus dengan menunjukkan kecakapan, kedisiplinan, kesetiaan dan pengabdian sehingga dapat dijadikan teladan bagi setiap pegawai lainnya. (ft/humas)

 

Semarak Hari Ulang Tahun LAN ke - 57

JAKARTA – Dengan  HUT LAN yang ke 57  diharapkan LAN menjadi lebih baik dan bisa meningkatkan semangat untuk lebih profesional dalam melaksanakan tugas.    Hal itu disampaikan Kepala LAN RI, Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MPA dalam puncak perayaan HUT LAN ke 57,  di Kantor LAN RI, Jl. Veteran No. 10, Jakarta Pusat, Kamis (14/8).

Kepala LAN, Agus Dwiyanto mengatakan, usia yang ke 57 adalah usia yang matang untuk suatu Instansi dan    diharapkan Pegawai LAN menjadi Aparatur Sipil Negara yang memiliki Integritas, Profesional, inovatif  dan peduli,   yang mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

Puncak acara HUT LAN ke 57  ini terbilang menarik, semua unsur yang ada di Lembaga Administrasi Negara ikut berpartisipasi,  mulai dari CPNS,  PNS, Dharma Wanita dan Para Pejabat Struktural maupun Fungsional Tertentu seperti Widyaiswara. Tidak hanya itu, acara tersebut juga  dihadiri pula  oleh para  mantan Kepala LAN.

Penampilan pertama yang membuat “semarak” acara HUT LAN adalah penampilan Welcoming Dance oleh para widyaiswara, kelincahan para widyaiswara menarikan tarian dengan lincah dan semangat mengundang tawa para hadirin.

Selanjutnya sambutan  Sestama LAN Adi Suryanto  yang  menampilkan Video perjalanan  LAN dari awal berdiri hingga saat ini yang disimak oleh para hadirin dengan seksama. Acara kemudian dilanjutkan dengan  Launching  Website dan E-office LAN oleh Kepala LAN.

 

Kreatifitas panitia juga menampilkan video pegawai LAN dari masa ke masa yang mengundang tawa para hadirin ketika  melihat foto-foto jadul yang ditampilkan.

Pada kesempatan itu ditampilkan pula presentasi lomba inovasi yang menampilkan finalis lomba, dengan juri Deputi Inovasi Tri Widodo, Sestama Adi Suryanto dan praktisi akademis Desy Fernanda.

Sebagai penutup acara yang dirangkaikan dengan acara halal bihalal keluarga LAN,  diisi dengan ceramah halal bi halal serta doa oleh Widyaiswara LAN Nana Rukmana.

Kegembiraan semarak HUT LAN ke 57 belum berhenti sampai disitu, setelah makan siang masih diisi dengan acara musik dan pembagian hadiah berbagai  lomba dan pembagian doorprize.  (ft/humas)

Berbagai Lomba Meriahkan Perayaan HUT LAN ke – 57

JAKARTA – Puncak peringatan Hari Ulang Tahun Lembaga Administrasi Negara yang ke 57 dirayakan dengan kegiatan jalan santai yang diikuti oleh seluruh keluarga pegawai LAN.

Puncak peringatan yang digelar di Kantor Pusat LAN RI, Jl. Veteran No. 10 Jakarta Pusat, Minggu (10/7) diawali dengan pelepasan balon yang berjumlah 57 buah sebagai simbol kiprah LAN selama 57 tahun mengabdi untuk negeri.

Jalan santai itu mengambil rute dari kantor pusat memutari kawasan Monas. Selepas jalan santai, panitia HUT LAN menyelenggarakan kegiatan fun games lainnya, seperti lomba memasukkan paku ke dalam botol yang diikuti oleh tim dari masing-masing unit kerja, serta lomba masak bagi pegawai pria dari masing-masing unit kerja.

Selain menggelar lomba bagi para pegawai, kemeriahan HUT LAN ini juga diisi dengan lomba menggambar dan mewarnai bagi anak-anak pegawai LAN. Disamping juga kegiatan Bazar yang menjual berbagai macam produk kebutuhan.

Acara pamungkas peringatan HUT LAN ini ditutup dengan makan bersama dengan diiringi alunan musik organ tunggal. (fat/bp/humas)

Membentuk Kabinet, Tak Sekedar Profesional

Membentuk kabinet berisi orang-orang yang ahli di bidangnya telah menjadi komitmen presiden – wakil presiden terpilih Joko Widodo – Jusuf Kalla. Namun, ada hal lain yang tidak boleh dilupakan, yaitu perlunya membentuk kabinet dan birokrasi yang ramping sehingga kerja pemerintah lebih efektif dan efisien.

Selama era reformasi, ada satu hal yang tidak berubah ketika terjadi pergantian kabinet seiring dengan pergantian presiden dan wakil presiden. Jumlah menteri di setiap kabinet itu selalu lebih dari 30 orang.

Kabinet Gotong Royong, kabinet pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004), terdiri atas 30 menteri. Kabinet Indonesia Bersatu I, kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Jusuf Kalla (2004 – 2009), terdiri atas 34 menteri. Begitu pula Kabinet Indonesia Bersatu II, kabinet Presiden SBY – Boediono (2009 hingga sekarang), yang terdiri atas 34 menteri.

Setelah Reformasi, birokrasi juga kian gemuk karena semakin banyak jumlah pejabat eselon satu di setiap kementerian. Lima tahun terakhir, jumlah itu masih ditambah lagi dengan wakil menteri yang dimaksudkan untuk membantu tugas menteri.

“Semua ini seringk kali justru membuat kerja pemerintah tidak efektif dan efisien,” ujar Guru Besar Administrasi Negara Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Miftah Thoha.

Hal senada disampaikan Anwar Sanusi, Ketua Tim Pengkaji Arsitektur Kabinet 2014 – 2019 dari Lembaga Administrasi Negara (LAN).

“Salah satu contohnya, sering terjadi tumpang tindih program antar – kementerian. Semakin banyak pejabat, juga makin banyak anggaran dikeluarkan untuk membiayai para pejabat itu,” kata Anwar.

Tiga Opsi

Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara memang disebutkan, jumlah kementerian bisa maksimal 34 kementerian. Demikian pula wakil menteri yang bisa saja dibentuk oleh presiden.

Namun, untuk mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien, jumlah kementerian tidak perlu sampai batas maksimal yang disebut dalam UU dan tidak perlu pula wakil menteri.

Hasil kajian Anwar dan timnya dari LAN, 20 – 24 kementerian sudah cukup. Ada tiga opsi struktur kabinet dari kajian itu.

Opsi pertama, opsi ideal yang terdiri dari 20 kementerian dan 1 unit kerja kantor kepresidenan. Kemudian, opsi moderat yang terdiri dari 24 kementerian dan 1 kantor kepresidenan. Terakhir, opsi realis yang terdiri dari 24 kementerian, 2 kementerian koordinator, dan 1 kantor kepresidenan.

Perampingan di tiga opsi itu dilakukan dengan cara menggabung dan menghilangkan sejumlah kementerian. Sementara kantor kepresidenan diperkuat sehingga unit kerja ii memiliki lima fungsi, yaitu sekretariat negara, urusan pembangunan nasional (perencanaan dan anggaran), reformasi administrasi, urusan pengawasan, serta desentralisasi dan otonomi daerah.

Terkait kementerian koordinator, baik di opsi ideal maupun moderat, kementerian ini ditiadakan karena selama ini dinilai tidak banyak berfungsi dalam mengoordinasikan kebijakan dan program kementerian dibawahnya. Namun, kementerian koordinator tetap dimasukkaan di opsi realis.

“Itu pun hanya dua, yaitu kementerian koordinator yang fokus untuk mengurusi manajemen pemerintahan dan kementerian koordinator bidang sektoral yang mengoordinasikan kerja dari seluruh kementerian,” tambah Anwar.

Reorganisasi

Berapa besar penghematan anggaran jika kabinet dirampingkan? “Bisa sampai ratusan miliar (rupiah),” jawab Anwar.

Bayangkan, dana operasional untuk seorang pejabat eselon satu di kementerian mencapai Rp. 500 juta tiap tahun. Sementara jumlah pejabat eselon satu di setiap kementerian rata-rata sepuluh orang.

“Itu baru dari dana operasional, belum lainnya,” ujar dia.

Miftah Thoha yang menjadi ketua tim reformasi birokrasi di era pemerintahan Presiden Megawati sependapat dengan LAN, yaitu tidak perlu ada kementerian koordinator. Wakil menteri juga dinilai tidak perlu. Tugas wakil menteri bisa diemban oleh menteri asal orang yang dipilih memang ahli dibidangnya.

“Di Amerika Serikat, jumlah kementeriannya hanya 15 kementerian. Begitu pula di Korea Selatan dan Jepang, hanya 15 kementerian,” kata Miftah.

Komitmen Jokowi – JK untuk tidak bagi-bagi kursi kabinet dengan partai di koalisinya seharusnya bisa menjadi momentum untuk merampingkan kabinet pemerintahan. Pasalnya, kabinet sebelumnya dinilai gemuk karena mengakomodasi partai politik yang ada di koalisi pro pemerintah.

Reorganisasi juga perlu dilakukan di setiap kementrian. Pejabat eselon satu tidak perlu lebih dari sepuluh orang. Di era Presiden Soeharto, jumlah pejabat eselon satu hanya lima orang di setiap kementerian.

“Prinsipnya, sesuai teori kontrol dalam organisasi, kemampuan seseorang mengontrol orang itu hanya lima sampai sepuluh orang,” kata Miftah.

Kecenderungan makin banyaknya pejabat eselon satu muncul setelah Reformasi.

“Setiap pejabat supaya dilihat hebat harus punya staf banyak. Dibentuklah eselon baru, bahkan ditambah staf ahli. Ironisnya, ini menjalar ke eselon di bawahnya,” ujar dia.

Jadi, tantangan pertama bagi Jokowi – JK tak hanya memilih orang terbaik sebagai menteri. Tak sebatas pula menentukan orang-orang itu berasal dari kalangan profesional atau partai politik. Namun, mereka juga harus menciptakan kabinet dan birokrasi yang ramping. (A Ponco Anggoro/Kompas)

Mahasiswa Baru STIA LAN Mulai Ikuti Orientasi

Salah satu langkah awal yang harus ditempuh dalam memasuki suatu perguruan tinggi adalah orientasi perguruan tinggi (OPT).

“Kegiatan Orientasi ini adalah wujud pengenalan terhadap lingkungan kampus kepada mahasiswa baru,” jelas Ketua STIA LAN Dr. Makhdum Priyatno, MA, dalam acara pembukaan Orientasi Perguruan Tinggi yang bertema “Berjalan Serentak Dalam Satu Barisan Demi Tercapainya Tujuan One for All & All for One.”

Ditambahkan Makhdum, melalui OPT ini, calon mahasiswa diharapkan dapat mengetahui lebih banyak tentang STIA LAN Jakarta. Hal ini guna memacu kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan intelektualitas dan profesionalisme bagi aparatur dimasa yang akan datang.

Makhdum juga mengapresiasi semangat calon mahasiswa baru walau ditengah kesibukannya bekerja masih dapat menyempatkan waktu untuk kembali menambah ilmu pengetahuan.
“Setiap warga kampus, baik mahasiswa atau dosen harus mampu mengimplementasikan tridarma perguruan tinggi,” tutupnya.

Jokowi Kantongi Calon Menteri Parpol

Pengakomodasian kader partai politik dalam kabinet Jokowi-JK tidak akan menafikan faktor profesionalitas. Presiden terpilih 2014-2019, Joko Widodo (Jokowi) sudah mengantongi sejumlah nama kandidat menteri yang disodorkan partai politik anggota koalisi.

Hal tersebut disampaikan Jokowi sebelum menghadiri rapat pertama bersama kepala staf dan para deputi kepala staf Kantor Transisi, kemarin.

“Saya pikir wajar jika partai politik mengajukan nama calon menteri untuk masuk ke kabinet. Ya, enggak apa-apa. Semua boleh mengusulkan kok. Saya sudah ngomong di depan, semua tanpa syarat (bergabung ke dalam koalisi). Jadi, semuanya saya kasih. Kasih peluang,“ kata Jokowi.

Sebelumnya, ketika meresmikan Kantor Transisi di Jalan Situbondo 10, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/8), Jokowi mengakui mulai mematangkan susunan kabinet dan orang yang kelak menjadi menteri pada pekan ini.

Bersama tim transisi, Jokowi akan mengkaji seluruh masukan seputar postur kabinet dan kandidat menteri dari berbagai pihak (lihat grafik).

Kepala Staf Kantor Transisi Rini Mariani Soemarno menambahkan, dalam pematangan struktur dan anggota kabinet tersebut, pihaknya memberikan rekomendasi siapa saja figur yang patut memimpin kementerian.

“Kami memberikan nama yang memiliki potensi dan talenta yang tepat,“ ujar Rini (Media Indonesia, 5/8).

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai salah satu partai penyokong koalisi Jokowi-JK, sebagaimana diutarakan Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB Andi M Ramli, menyorongkan tiga nama calon menteri kepada presiden.

“Kami mencalonkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Wakil Ketua Umum PKB Rusdi Kirana, dan Sekjen PKB Imam Nahrowi,“ ungkap Andi.

Kendati demikian, menurut Andi, sejak awal PKB menyadari urusan pemilihan anggota kabinet merupakan hak prerogatif presiden.

Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella mengakui pihaknya hingga kini belum mengusulkan nama-nama calon pembantu presiden kepada Jokowi dan JK.

“Kami tetap konsisten koalisi tanpa syarat.“ jelasnya

Sementara itu, Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husin menyatakan terus terang partainya sudah mengusulkan kader untuk duduk dalam kabinet Jokowi-JK. Namun, ia enggan mengatakan siapa yang telah diajukan partai pimpinan Wiranto tersebut. “Hampir sebagian besar pengurus (Partai Hanura) layak duduk di kabinet, tetapi tergantung kriteria dan pos mana yang dikehendaki presiden,“ jelas Saleh.

Kabinet Hibrida

Ketika menanggapi pengakomodasian kader partai anggota koalisi dalam kabinet Jokowi-JK, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Burhanuddin Muhtadi menilai hal itu tetap dalam format profesionalitas.

“Kabinet nanti diisi profesional murni (meritokrasi) dan profesional representasi partai pendukung Jokowi-JK. Keduanya bisa dikawinkan. Teknokrat yang aktif di partai juga banyak,“ ujar Burhan yang juga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia.

Perwujudan kabinet profesional yang merupakan hibrida dari kalangan umum dan partai, lanjut Burhan, potensial terwujud apabila melihat kompo sisi tim transisi yang merumuskan profil potensial calon menteri.

“Saya berharap Jokowi membereskan portofolio kementerian, termasuk meniadakan tumpang-tindih seperti antara kementerian perindus trian dan kementerian perdagangan. Nama (menteri) belakangan. Tetapi, saya tidak yakin Jokowi mengurangi (kementerian) karena itu jabatan politik,“ tandas Burhan.(Ami/Kim/dimuat di Harian Media Indonesia)