Kembali

Perlunya Metode Kuantitatif untuk Meningkatkan Kualitas Kebijakan

Jakarta – Kualitas kebijakan publik yang dihasilkan sangat tergantung dari formulasi dan metodologi yang digunakan dalam meneliti permasalahan yang dihadapi. Sehingga identifikasi masalah yang dihasilkan akan benar-benar sesuai dengan persoalan yang ada. Selain itu, diperlukan teori dan metode yang relevan dengan substansi persoalan yang dihadapi.

Hal ini disampaikan saat workshop bertajuk ”Metode Analisis Kuantitatif” yang diadakan Pusat Kajian Reformasi Administrasi (PKRA) LAN, di kantor LAN, Jl.  Veteran No. 10, Jakarta Pusat, Senin (11/5).  Acara Ini dihadiri oleh pembicara dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Zainul Hidayat, serta Kepala Pusat Kajian Reformasi Administrasi LAN; Muhammad Taufiq, dan dihadiri para peneliti di lingkungan LAN.

Kepala Pusat Kajian Reformasi Administrasi LAN Muhammad Taufiq dalam sambutannya menyampaikan tentang perlunya peningkatan kualitas dari  rekomendasi kebijakan yang dibuat kepada para pembuat kebijakan.

“Selain itu, kita juga harus meyakinkan mereka akan kebijakan yang sudah kita hasilkan. Karena rekomendasi kebijakan yang kita hasilkan berdasarkan kaedah ilmiah dan evidence base yang ada,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Taufiq juga menyampaikan kecenderungan para peneliti di LAN yang sebagian besar seringkali menggunakan metode kualitatif atau semi kualitatif dalam melakukan suatu riset. Akibatnya, data yang dihasilkan bersifat imajiner dan intuitif.

“Kedepannya akan kita kembangkan metode-metode statistik yang perlu dikuasai untuk retitution kebijakan” ujar Taufiq.

Sementara itu, Zainul Hidayat dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang menjadi pemateri pada kesempatan itu membahas secara rinci berbagai hal yang berkaitan dengan riset. Baik itu, desain riset, jenis riset, rancangan riset, tahapan riset serta instrumen–instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data suatu riset.

“Dalam perumusan suatu masalah dari penelitian, setiap orang mempunyai argumen yang berbeda-beda dalam merumuskannya. Hal ini terjadi karena dipengaruhi faktor dari lingkungan (background) yang berbeda-beda dari setiap individu,” ungkap Zainul ketika membahas bab perumusan masalah dari tahapan riset.

Workshop bertajuk ”Metode Analisis Kuantitatif” ini berlangsung selama dua hari hingga Selasa (12/5). Workshop ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para peneliti di lingkungan LAN, khususnya mengenai metode riset kuantitatif. (nofel/humas)

Komentar
Trackback URL:

Tidak ada Komentar. menjadi yang pertama.