Kembali

Pemimpin Harus Berani Berhadapan Dengan Masalah

Jakarta - Pemimpin perubahan harus mampu mendefinisikan masalah dan mencari solusinya untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Hal ini penting mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi pemerintah.

Hal tersebut disampaikan Kepala Lembaga Administrasi Negara, Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MPA dalam upacara Pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XLI Kelas B, di Gedung Makarti Bhakti Nagari LAN, Pejompongan, Jakarta Pusat, Selasa (10/3).

“Pemimpin harus berani mencari masalah, merumuskan dan menyelesaikan masalah tersebut demi perbaikan kinerja pemerintah dalam menghadapi tantangan global,” kata Agus.

Terlebih lagi, lanjut dia, pada akhir tahun ini Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Mau tidak mau pemerintah harus menyiapkan segala sesuatunya dengan baik.

Agus mencontohkan, negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand sudah jauh lebih siap dalam membekali ASN-nya dalam menghadapi MEA, seperti misalnya adanya kursus bahasa Indonesia bagi ASN di Thailand.

“Thailand sudah menyadari konsekuensi diadakannya MEA, mereka sudah jauh lebih siap dalam menghadapinya. Sementara kita masih berkutat masalah sosialisasi”, lanjutnya.

Agus berharap dengan mengikuti Diklat Kepemimpinan ini, peserta dapat membantu bangsa ini untuk lebih percaya diri menghadapi MEA.

“Saya ingin mengingatkan anda (peserta-red) tentang konsekuensi bergabung dengan Diklat Kepemimpinan di kampus perubahan ini. Mungkin kalau dulu mengikuti diklat kepemimpinan asal anda hadir, duduk dan membuat papper anda akan lulus. Tapi sekarang tidak, ada peserta yang ditunda kelulusannya, tidak lulus bahkan ada peserta yang dikeluarkan,” tegasnya.

Agus berharap kepada para peserta agar dapat mengubah mindset mereka sebagai pemimpin perubahan dan melakukan perubahan atau perbaikan sekecil apapun bagi instansinya.

Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XLI kelas B diikuti 60 peserta, terdiri dari 29 orang dari pemerintah pusat dan 31 orang dari pemerintah daerah. Diklat yang akan dilaksanakan selama 18 minggu tersebut dibagi menjadi 5 tahapan. Kelima tahapan tersebut terdiri dari tahap diagnosa kebutuhan perubahan, tahap taking ownership (breakthrough I), tahap merancang perubahan dan membangun tim, tahap laboratorium kepemimpinan (breakthrough II), dan terakhir tahap evaluasi. (dan/mustofa/humas)

Komentar
Trackback URL:

Tidak ada Komentar. menjadi yang pertama.