Kembali

Leadership Menjadi Kunci Kesiapan Indonesia Menghadapi MEA 2015

 

JAKARTA - Pemberlakuan ASEAN Economic Community pada 2015 mendatang menjadi tantangan berat bagi Indonesia. Pasalnya, Indonesia boleh dibilang belum memiliki persiapan secara matang.

Sekretaris Menpan & RB Dwi Wahyu Atmaji mengatakan, Indonesia belum siap menghadapi pemberlakuan masyarakat ekonomi ASEAN. Perlu ada langkah-langkah kesiapan yang segera dilakukan dalam rangka menyongsong masyarakat ekonomi ASEAN.

“Kita belum siap betul menghadapinya,” jelasnya saat mewakili Menpan & RB, Yuddy Crisnandi dalam acara Seminar Nasional “Revolusi Mental Dalam Menghadapi Daya Saing Masyarakat Ekonomi ASEAN”, di Kampus STIA LAN Jakarta, Rabu (12/11).

Atmaji menambahkan, ada banyak faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesiapan Indonesia menghadapi MEA. Namun faktor paling utama dalam perubahan sangat tergantung pada kepemimpinan.

Menurut dia, perlu segera dilakukan percepatan reformasi yang diiringi dengan revolusi mental yang menyangkut : values, sistem dan kepemimpinan (leadership).

“Birokrasi mempunyai peran strategis dalam pembangunan namun dalam pelaksanaannya masih susah karena peraturan UU yang tumpang tindih, inkonsisten, pembagian wewenang pusat maupun daerah yang belum jelas, SDM Aparatur negara yang tidak merata, tingkat produktivitas yang masih rendah, dan sikap aparatur negara yang berpusat pada input bukan output/outcomes,” ujarnya.

Jika dikaitkan dengan kesiapan dalam rangka menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN, lanjut Atmaji, kita belum mampu karena masih rendahnya daya saing bangsa kita, khususnya menyangkut rendahnya pelayanan aparatur sipil negara.

“Perlu ada perubahan mental ASN. Ke depan, akan dilakukan sistem karir terbuka yang didasarkan pada kebutuhan untuk jangka waktu 5 tahun, serta pemecatan bagi ASN yang tidak berkinerja,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala LAN, Agus Dwiyanto mengatakan, perlunya kesadaran pelaku sektor publik untuk bertindak sesuai dengan mindset yang benar. Tanpa kesadaran itu, Indonesia pada akhirnya hanya akan menjadi pasar.

“Jika mindsetnya tidak dibenahi, Indonesia akhirnya hanya akan menjadi pasar. Padahal proporsi pasar Indonesia sebesar 43 % merupakan pasar ASEAN. Sehingga akan banyak barang dan jasa yang masuk ke Indonesia. Untuk itu, jangan sampai kita hanya menjadi pasar saja, tetapi juga mampu sebagai penghasil produk,” jelasnya. (chok/alam/humas)

Komentar
Trackback URL:

Tidak ada Komentar. menjadi yang pertama.