Kembali

Kapasitas SDM dan Minimnya Pengalaman Pengaruhi Sektor Publik

Jakarta – Banyaknya permasalahan sektor publik yang dihadapi pemerintah daerah di Indonesia diakibatkan karena minimnya kapasitas sumber daya manusia aparatur serta kurangnya pengalaman (lack of experiences) dalam tata kelola pemerintahan yang baik.

Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara, DR. Tri Widodo mengatakan, pemerintah daerah perlu terus didorong untuk melakukan inovasi agar mampu memberikan layanan yang baik kepada masyarakat.

“Negara kita memiliki sumber daya alam yang melimpah dibandingkan dengan Jepang. Namun pemerintah daerah di Jepang jauh lebih bagus dibandingkan dengan Indonesia,” jelasnya saat menyampaikan paparan pada acara Seminar Indonesia -  Japan Local Administration di Aula Makarti Bhakti Nagari Gedung B lt. 8 Kantor LAN, Jalan Veteran No. 10, Jakarta Pusat, Selasa (8/9).

Tri Widodo menambahkan, karakteristik Jepang dengan Indonesia sangat berbeda. Hal ini tentu sangat menguntungkan karena akan memberikan pembelajaran bagi Indonesia dalam mengembangkan kapasitas pemerintahannya di tingkat daerah.

“Dengan demikian kita akan memperoleh pengetahuan baru. Ini tentu akan berbeda apabila kita belajar dari negara dengan karakteristik yang sama. Tentu kita tidak akan mendapatkan banyak hal baru,” ujarnya.

Tri Widodo mengatakan, banyaknya permasalahan di sektor publik yang dihadapi pemerintah daerah di Indonesia telah mendorong pihaknya untuk menginisiasi sejumlah daerah agar melakukan inovasi.

Salah satunya dengan program Laboratorium Inovasi yang saat ini telah diaplikasikan pada beberapa daerah seperti Yogyakarta, Majalengka, Tanjung Jabung Barat serta beberapa daerah lainnya.

“Ini menjadi langkah kita dalam membantu pemerintah daerah guna mengurai berbagai permasalahan di sektor publik,” jelasnya.

Sementara itu, terkait dengan upaya mewujudkan pemerintah yang inovatif, Tri Widodo mengungkapkan, pemerintah pusat saat ini terus berupaya untuk mewujudkan pembangunan hingga ke tingkat desa. Pemerintah mulai tahun 2015 hingga seterusnya akan membangun 1.000 desa inovatif. Salah satunya adalah dengan membangun Desa Tematik.

Menurut dia, Desa Tematik itu akan dibangun sesuai dengan karakteristiknya sehingga tidak menghilangkan ciri khas yang dimiliki oleh desa tersebut. Gagasan tersebut akan diwujudkan dengan menumbuhkan desa tersebut menjadi desa wisata, desa entrepreneur, desa sehat dan sebagainya.

“Dengan demikian desa tersebut dapat menjadi desa yang mandiri,” jelasnya.

Tri Widodo berharap, seminar nasional yang diikuti seluruh perwakilan dari pemerintah pusat maupun daerah dapat menimbulkan dampak yang luas dan mampu membawa Indonesia keluar dari berbagai krisis yang selama ini terjadi. (danang/thopa/humas)

Komentar
Trackback URL:

Tidak ada Komentar. menjadi yang pertama.