Kembali

Inovasi Harus Menjadi Gerakan Menyeluruh di Pemerintahan

Jakarta -  Inovasi harus menjadi sebuah gerakan menyeluruh di lingkungan pemerintah, baik di tingkat pusat hingga daerah agar pemerintah memiliki daya saing yang cukup tinggi di tingkat global.

Hal itu disampaikan Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN, Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo dalam acara Temu Inovasi Administrasi Negara (INAGARA) tahun 2015 yang diselenggarakan Lembaga Administrasi Negara (LAN), di Kampus PPLPN LAN Jakarta, Rabu (28/10).

Acara yang dibuka secara resmi oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno itu juga dihadiri oleh sejumlah Kepala Daerah dari seluruh Indonesia

Menurut Tri Widodo, saat ini Indonesia menghadapi permasalahan global terkait masalah keinovatifan. Data Global Competitiveness Indexs menempatkan keinovatifan Indonesia pada tahun 2014 ada di peringkat ke 87. Sementara untuk tahun 2015 ini, Indonesia kembali melorot ke posisi 97.

“Inovasi adalah harga mati dan kita ingin mendorong pemerintahan ini untuk menerapkan prinsip pemerintahan yang didorong inovasi pembaharuan yang tiada henti,” kata dia.

Apalagi, lanjut Tri Widodo, temuan Bank Dunia mengungkapkan bahwa diantara berbagai faktor yang menentukan maju mundurnya sebuah negara, inovasi berkontribusi sebesar 45 persen dalam membangun sebuah bangsa.

“Inovasi harus menjadi sebuah gerakan menyeluruh di lingkungan pemerintah baik di tingkat pusat hingga daerah. Inovasi adalah harga mati dan kita ingin mendorong pemerintahan ini untuk menerapkan prinsip pemerintahan yang didorong inovasi pembaharuan yang tiada henti,” kata dia.

Dia juga menambahkan, temu INAGARA 2015 yang baru pertama kali digelar ini bertujuan agar inovasi administrasi negara yang tersebar di Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah dapat tersosialisasikan dan diketahui banyak pihak. 

Disamping itu, Temu INAGARA 2015 juga bertujuan agar terjalin networking antar instansi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah melalui berbagi pengalaman dan pentetahuan tentang inovasi di berbagai tempat sekaligus membangun komitmen yang kuat diantara para pimpinan instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mendukung inovasi administrasi negara secara berkelanjutan.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam sambutannya mengatakan, konsep otonomi daerah saat ini telah memberikan ruang yang begitu besar bagi munculnya pemimpin-pemimpin daerah yang inovatif.

“Mana mungkin ada seorang yang berasal dari kota kecil  yang bukan tumbuh dari keluarga politisi, bukan juga berasal dari keluarga pejabat lalu menjadi presiden. Ini bukti bahwa otonomi daerah  memberikan ruang yang besar bagi munculnya pemimpin-pemimpin daerah yang inovatif di level nasional,” katanya.

Pratikno juga menekankan bahwa saat ini adalah era inovasi. Bahkan, inovasi menjadi katalisator utama dalam mengakselerasi gerakan revolusi mental yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo melalui program Nawa Cita.

“Kita semua bangga dengan capaian ini. Tentunya ini menunjukkan terjadinya perubahan iklim birokrasi dimana budaya status quo perlahan-lahan ditinggalkan dan digantikan oleh budaya perubahan,” jelasnya.

Pratikno mengatakan, Inovasi harus menjadi gerakan nasional. Menurutnya, pemerintah butuh melakukan continous improvement agar masyarakat merasakan kehadiran negara dalam keseharian mereka.

“Saat ini kita masuk dalam dunia yang semakin terbuka, dengan kompetisi yang amat tinggi. Kita harus mampu memenangkan kompetisi itu. Karena itu inovasi harus diletakkan secara sinergi, kerjasama antara pusat, provinsi, kabupaten/kota harus terus ditingkatkan,” pungkasnya. (bp/humas)

Komentar
Trackback URL:

Tidak ada Komentar. menjadi yang pertama.