Kembali

Indonesia Harus Siap Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Jakarta - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN  Economic Community merupakan gagasan yang lahir dari pertemuan para pimpinan ASEAN di Bali pada tahun 2003. Indonesia merupakan salah satu potensi pasar terbesar dalam MEA, dirasa masih menghadapi berbagai masalah. Alasan inilah yang membuat peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat I Angkatan XXIX bekerjasama membuat Pra Policy Brief dengan tema Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (ASEAN  Economic Community). “Langkah prioritas jangka pendek yang akan ditempuh adalah mempersiapkan diri, apalagi saat Indonesia membuka ‘keran’ atas gempuran ASEAN Economic Community” ujar Arlianda yang mewakili rekan-rekannya pada Seminar Pra Policy Brief di Graha Wisesa, Lembaga Administrasi Negara (LAN), Pejompongan, Jakarta Pusat, Rabu (15/10).

Acara yang diselenggarakan Pusat Diklat Kepemimpinan Aparatur Nasional ini dihadiri oleh peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat I, Widyaiswara, praktisi, pejabat di beberapa kementerian dan lembaga, serta sejumlah pejabat struktural Lembaga Administrasi Negara. Dalam Pra Policy Brief  bertajuk ‘Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015’ itu, peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat I membahas mengenai apa dan bagaimana langkah yang sebaiknya dipersiapkan dalam menghadapi ASEAN Economic Community.

“Langkah prioritas diantaranya dengan sosialisasi secara massif dan terintegrasi, memangkas aturan yang menghambat kemudahan, meningkatkan akses modal, melakukan  review atas peraturan mengenai ketenagakerjaan dan sebagainya”, lanjut Arlianda.

Dalam paparannya, peserta Diklat pun sepakat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kesiapan atas keterbukaan pasar ekonomi di Asean, diantaranya meningkatkan kapasitas birokrasi, meningkatkan jaringan ekonomi, meningkatkan akses modal dan yang lainnya. Mereka pun menegaskan bahwa sebaiknya ada gerakan nasional yang serius dalam menghadapi pasar bebas Asean tersebut, mengingat Indonesia tidak bisa lagi mundur dari ASEAN Economic Community.

Namun paparan para peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat I dalam Seminar Pra Policy Brief tersebut, Agus Dwiyanto, mengurai sejumlah komentar dan masukan. “Paparan yang diberikan peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat I ini masih perlu diperdalam lagi”, ujar Agus. Kepala Lembaga Administrasi Negara itu pun menegaskan bahwa yang terpenting adalah mengubah mindset para pegawai ASN dalam menghadai ASEAN Economic Community. Pembenahan birokrasi pun harus dari dalam diri para ASN itu sendiri.

Adi Rahman Adiwoso, selaku praktisi yang berprofesi sebagai Chief Executive Officer & President Director PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), memberi masukan bahwa sebagai pemberi masukan dalam terciptanya sebuah kebijakan harus memahami kebutuhan jangka panjang untuk generasi selanjutnya. Sementara I Kadek Dian Sutrisna Artha selaku Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonimi – Universitas Indonesia, menyarankan agar para peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat I menambahkan peluang atau pontensi dalam ASEAN Economic Community.

Atas masukan dari para pejabat strukturan LAN dan praktisi itu, peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat I Angkatan XXIX akan memperbaiki Pra Policy Brief tersebut. Rencananya, hasil karya tersebut akan dipaparkan kembali pada 13 November 2014 mendatang. (uly/dan/humas)

Komentar
Trackback URL:

Tidak ada Komentar. menjadi yang pertama.